Warung Markesro: Suti Diperkosa

From In Bucuresti
Revision as of 10:20, 24 September 2024 by 188.215.235.35 (talk) (Created page with "<br>Warung kopi belum buka benar. Cak Markesro tinggal meletakkan jajan pekan tujuh ragam kedoyanan pelanggannya. Air sepanci lagi baru terus-menerus direbus, lima menit lalu. Biasanya sangka-terka beker 06.00 pelanggan mulai datang. Tapi saat ini tinggal minus 30 menit sudah muncul Karsan, tukang jahit edaran. Agak penyimpangan, menetapi maskulin baya 40-an ini lazimnya mampir lepau Cak Kesro sorean, sepulang ngider serupa mesin yang ia sulap jadi mohit nama panggilan m...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search


Warung kopi belum buka benar. Cak Markesro tinggal meletakkan jajan pekan tujuh ragam kedoyanan pelanggannya. Air sepanci lagi baru terus-menerus direbus, lima menit lalu. Biasanya sangka-terka beker 06.00 pelanggan mulai datang. Tapi saat ini tinggal minus 30 menit sudah muncul Karsan, tukang jahit edaran. Agak penyimpangan, menetapi maskulin baya 40-an ini lazimnya mampir lepau Cak Kesro sorean, sepulang ngider serupa mesin yang ia sulap jadi mohit nama panggilan motor obras alias motor nan "dikawainkan" serta instrumen setik. Cak Kesro yang lagi mencadangkan cangkir-cangkir buat jiplakan, teh ataupun aneka wedang lainnya jadi terperanjat. Hampir pula suatu cangkir jadi bulan-bulanan terpisah. Cak Kesro, perhatiannya pindah ke Karsan. Nama Suti ada banyak. Suti yang paling sewaktu-waktu jadi selumbar pembicaraan dalam Kampung Kandang, merupakan famili lokal yang enam candra ini mendadak ternama pada televisi privat lokal. Lolos audisi pelagu dangdut. Tapi kali ini sepertinya Suti asing. Suti nan lebih tua, istri pemilik gerai tujuan konstruksi. Orang kaya anak ketiga bercap Amir Posko. Disebut begitu atas adam setengah baya ini dulunya berjasa membangun posko wadah pemuda. Disegani anak-keturunan muda pria oleh kerap bagi-bagi rejeki dalam posko kelir berma-bangkang itu. Belum setengah beker, famili mulai berdatangan ke warkop. Yang tadinya cuma duduk-duduk ataupun bersih-bersih jadi terhasut singgah. Ada nan membenarkan sudah dapat bocoran rencana lantaran WA. Tapi tengah penasaran, squirting hingga bergabunglah mereka pada warkop nan mulai diduyuni populasi non pelanggan. Tadi petang, bos Amir pulang dalam perihal puyeng. Dalam situasi jiwa susun tinggi ditingkahi sama bau alkohol tentang mulutnya. Teriak-teriakan semaunya semacam pengikut gila hingga mengundang jiran keluar gerha. Berkomentarlah ala mahir bersama bertanggung jawab. Belum ada iktirad. Jadilah nan mula-mula untuk menyerahkan apresiasi!